Biang Macet & Bisnis Pembiayaan

Diposting oleh adi_true | Rabu, September 30, 2009 | | 0 komentar »

Pengendara mobil, sudah tidak tabu lagi naik ojek untuk mengejar rapat di tempat yang lain. Polisi sudah tidak berdaya untuk menegakkan hukum dengan melarang pengendara melewati jalurTransJakarta(busway).

Loh ini tulisan apa sih. Mau ngomong bisnis apa soal sosialita Ibukota? Sabar pembaca. Tiba-tiba penulis bertemu dengan teman sejawat yang baru saja beli sepeda motor Mio. Dia heran, punya duit untuk beli tunai, akhirnya justru memilih beli kredit. Masalahnya, sang pedagang bilang, kalau beli sistem kredit, besok motor diantar. Warna hitam yang dipilihnya dua unit, siap diantar. Kalau beli tunai? "Saya disuruh indent, nunggu sebulan baru bisa dikirim. Sudah gitu ndak janji lagi katanya. Sama saja tidak boleh beli cash," kata teman.

Di hari yang lain, seorang sales sebuah dealer mobil mewah CBU (completely built up) menyampaikan mau pindak kerja ke penjualan mobil biasa, bukan CBU. Masalahnya, di mobil mewah dia dapat komisi sedikit dan sekali saja, karena pembelinya selalu cash/tunai. Sedang di mobil biasa seperti Kijang, Terios, Rush, APV dll pembelinya sebagian besar dengan cara kredit yang ditopang lembaga pembiayaan/bank sehingga komisi bunganya menurut dia lumayan.

Lalu apa hubungan kedua cerita di atas dengan kemacetan Jakarta. Kalau mau jujur, dan terus terang, salah satu penyebab kemacetan adalah efek bisnis model yang dilakukan lembaga pembiayaan/bank. Walau sebagai penyebab, tapi mereka tak pernah jadi tersangka kemacetan Jakarta! Meski bisa jadi sebagai salah satu biang, tapi inilah risiko sebuah bisnis model.



Bisnis Model


Di era saat ini, pilihan bisnis model memang sangat-sangat luas. Ada saja ceruk kreativitas yang sepertinya berada di luar pikiran kita, ada sesuatu peluang, yang orang lain mungkin tidak membacanya. Sebuah bisnis model, bisa mengubah suasana yang semula lesu jadi eforia.

Bila dahulu untuk membeli sepeda motor selalu dengan tunai, atau kalau kredit uang mukanya minimal sampai 40%. Itupun dengan syarat sudah kenal baik sama dealer. Sekarang, hampir semuanya kredit. Cukup dengan Rp 500 ribu sudah bawa motor pulang. Bahkan banyak yang mengedarkan sepedamotor keliling ke kampung-kampung seperti halnya jualan gado-gado dorong. Karena uang muka yang murah dan cicilan ringan, meski harus bayar dalam tempo lama, tidak masalah. Yang penting murah (DP-nya), mudah (syaratnya), cepat (prosesnya), dan tidak peduli punya utang lama.

Begitu juga mobil. Dengan duit di kantor cukup Rp 10 juta saja, sudah bisa bawa mobil baru yang kelas menengah ke bawah. Kalau dulu tidak minimal 30% uang muka (down payment/DP), sekarang 10% juga bisa. Agunannya, gampang, bukti slip gaji dan SK karyawan. Bahkan mungkin ada yang lebih ringan dari itu.


Tengok saja, berapa mobil terjual menurut Gaikindo pada tahun 2007. Ternyata sebesar 432 ribu unit. Tahun sebelumnya 318 ribu unit. Malah membanggakan: penjualan melampaui target. Sebagian besar sekitar 40%-nya terjual untuk kawasan "Great Jakarta" alias Jabodetabek. Kalau setiap mobil luasnya kira-kira 4m persegi, hanya untuk 2 tahun terakhir saja sudah dibutuhkan lahan seluas 3.000.000 m persegi (300 ha).

Memang pak DLLAJR atau Polisi tidak bergesekan sama sekali dengan lembaga pembiayaan/bank dalam urusan kredit ini. Namun, karena sebuah bisnis model tidak terbayangkan bisa menjadi salah satu penyebab kemacetan. Bisnis model penjualan langganan lagu di handphone yang gratis dulu bayar kemudian/bulan kedua. Yang mana ketika di bulan-bulan berikutnya akan dikenakan otomatis perpanjangan sebagai subscriber sampai pengguna/subscriber lupa lagi bagaimana cara menonaktifkannya.

Bisnis model memang semakin banyak dan sanga-sangat dimungkinkan di era sekarang ini. Dan, bukan tidak mungkin efek dari bisnis model sering tidak pernah diduga, menimbulkan masalah di kemudian hari secara tidak terduga yang bisa menyenangkan dari sisi revenue tapi ada efek harga sosial yang harus dibayar yang tidak serta merta menjadi beban bagi perancang maupun pelaksana bisnis model itu sendiri.
Sapto Anggoro - detikPublishing

Jadi inget dengan Krisis Keuangan di AS 2007 sd. sekarang... sumber masalahnya  berasal dari pembiayaan /kredit. Emm memang liberal kapitalis tinggal menunggu kejatuhannya. Eh tapi kok kita malah pengen ikut - ikutan  jatuh. Padahal dah terbukti sistem ekonomi liberal kapitalis gatot alias gagal total.

Tentukan Perubahan - Jangan Menunggu!

Diposting oleh adi_true | Kamis, September 24, 2009 | | 0 komentar »


Dear Friends,

Banyak orang yang suka mengeluh dalam
hidupnya. Misalnya, dengan menyalahkan
nasib buruk yang menimpanya.

Tentu saja cara ini tidak akan pernah menjadikan
kehidupannya menjadi lebih baik, bukan?

Ada pepatah bijak mengatakan :

"You can not chance the wind direction,
but you can only chance your wing
direction"

Kita tidak akan pernah bisa merubah
arah angin, yang dapat kita lakukan
adalah mengubah arah sayap.

Dengan kata lain...

'Realita' kehidupan tidak akan berubah
kecuali kita sendirilah yang mengubah
'sudut pandang' terhadap realita yang ada!

Fakta: "Tidak ada seorang pun yang
memilih kita untuk sukses. Kita sendirilah
yang menentukan pilihan tersebut!"

Kebanyakan orang akan tertarik sejenak
ketika diingatkan akan hal di atas, tapi
kemudian berlalu kembali.... Sementara
waktu terus berjalan, dan akhirnya tidak
pernah ada perubahan dalam hidupnya!

Sangat disayangkan.

Seringkali orang tidak berani melakukan
perubahan dalam hidupnya. Dia hanya
menunggu, dan menunggu adanya
perubahan tersebut.

Menunggu bantuan orang lain, menunggu
bantuan teman untuk mendapatkan
pekerjaan yang enak, sampai menunggu
warisan ;-)

Sekarang logikanya, jika memang hanya
dengan menunggu perubahan itu akan
datang, maka jumlah orang sukses
seharusnya jauh lebih banyak.

Bukankah kenyatannya tidak demikian?

Lalu, jika ingin sukses, apa yang
seharusnya kita lakukan?

Ciptakan perubahan!

Jangan selalu menunggu orang lain.

Berikut beberapa tips yang bisa membantu
kita untuk menciptakan perubahan:

1. Do your best, whatever happens
will be for the best!

Lakukan dan selesaikan semua tugas
dan pekerjaan semaksimal mungkin,
bukan hanya terus menunggu dan
berharap.

Lakukan semuanya dengan tujuan
untuk selalu mendapatkan hasil *terbaik*
yang bisa dicapai!

2. Mulai buat jaringan seluas-luasnya.

Dengan banyak mengenal orang,
maka pengetahuan kita akan semakin
bertambah.

Seseorang yang kelihatannya sederhana
bisa jadi menyimpan kedalaman ilmu
yang tidak kita duga!

Oleh sebab itu, alangkah bijaknya jika
kita menjadikan 'setiap orang adalah guru'
dan kehidupan ini adalah universitasnya.

3. Berusahalah selalu untuk bersikap proaktif.

Sikap ini sangat diperlukan jika ingin
mendapatkan kesempatan yang lebih
luas dan cepat dalam berbagai macam hal!

4. Bersikaplah Fleksibel.

Cobalah untuk memahami suatu hal
dari berbagai sudut pandang. Jangan
terpaku pada satu cara, yang bisa jadi
tidak lagi relevan kita gunakan.

Dengan bersikap fleksibel, wawasan
kita akan semakin bertambah.

Satu hal penting yang harus selalu diingat:
Kita-lah yang memutuskan untuk berubah.
Kita-lah yang menentukan menjadi sukses,
bukan orang lain!

Jika pilihan sukses tidak pernah kita ambil,
maka orang lain akan mengambil pilihan tersebut.
Dan, kita akhirnya hanya akan menyaksikan
kesuksesan mereka, tanpa pernah merasakannya...

Bukankah Anda tidak berharap demikian?
Jika memang tidak, tentukan perubahan...
MULAI HARI INI. Jangan terus menunggu! ^_^

Sukses :-)
Ditulis oleh: Anne Ahira

"Hargai Apa Yang Kita Miliki"

Diposting oleh adi_true | Kamis, September 10, 2009 | | 0 komentar »

Dear Friends,

Pernahkah Kalian mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi
buta dan tuli. Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar.

Nah, dalam kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi
seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti
dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal. Namun
siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki
semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi
dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu
menjalani kehidupan sebagaimana manusia normal lainnya,
meski itu teramat sulit dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen
Kehler:

"It would be a blessing if each person could be blind and
deaf for a few days during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to experience the joy
of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap
orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan
tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan
lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar
suara!

Sekarang, coba bayangkan sejenak....

......menjadi seorang yang buta dan tuli
selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut.
Jangan biarkan diri kita melihat atau mendengar apapun.
Selama beberapa hari itu kita tidak bisa melihat
indahnya dunia, tidak bisa melihat terangnya
matahari, birunya langit, dan bahkan kita tidak bisa
menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!

Bagaimana? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa
betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang
kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita.

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan
demi keluhan. Hingga tidak pernah menghargai apa yang
sudah kita miliki. Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki
merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh
orang lain.

Ya! Kemewahan untuk orang lain!

Coba kita renungkan, bagaimana orang yang tidak
memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang
luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan
bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu
melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang
menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu
menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada
dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup
dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!

Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan
menjadi seorang manusia yang lebih baik. :-)
»§«•´¯`•.,¸¸,»» Oleh Anne Ahira

Penerimaan Pajak Capai 57,62 %

Diposting oleh adi_true | Kamis, September 10, 2009 | | 0 komentar »




Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak hingga Agustus 2009 mencapai 57,62% atau sekitar Rp 303 triliun dari target APBNP 2009 sebesar Rp 528 triliun.

Dirjen Pajak Depkeu Mochamad Tjiptardjo mengatakan realisasi itu adalah realisasi penerimaan pajak yang dihitung tanpa pajak penghasilan (PPh) migas. Namun, Tjiptardjo memastikan pihaknya akan berusaha meningkatkan realisasi penerimaan ini.

Bahkan, Tjiptardjo memperhatikan secara serius 20 kantor wilayah yang kurang memenuhi target. ’’Sekarang tinggal 9 kantor wilayah, itu agar penerimaan bisa baik karena kita tinggal 4 bulan lagi,” kata dia usai buka bersama di lingkungan Kantor Pajak, Selasa (8/9) malam.

Menurut dia penerimaan sebesar itu memang sudah baik. Terlebih jika penerimaaan dihitung dengan memasukkan PPh Migas maka realisasi penerimaan pajak sudah mencapai 58,66 % dari target Rp 577 triliun.

”Tahun pajak 2009 belum selesai, tapi target 2010 sudah ditetapkan,” kata Tjiptardjo.Perbaikan SDM Target penerimaan pajak APBN 2010, kata dia sementara ini adalah sebesar Rp 611,22 triliun dihitung tanpa PPh Migas. Sementara, jika dimasukkan penerimaan PPh Migas nilainya adalah Rp 651,10 triliun.

Ditjen Pajak, kata dia, menerapkan enam langkah strategis terkait upaya pencapaian target penerimaan pajak 2010. Langkah ini yakni ditempuh melalui perbaikan aturan perundang-undangan perpajakan, perbaikan struktur organisasi, perbaikan basis data dan penggunaan sistem teknologi informasi.

Selain itu, langkah lain adalah dengan memperkuat reformasi di bidang perpajakan untuk kompetensi dan integritas SDM atau aparatur, perbaikan SDM melalui peningkatan investasi bidang SDM, dan menambah jumlah aparat pajak dengan kualitas dan integritas yang baik terutama untuk auditor dan penyidik pajak.

Sedangkan, Tjiptardjo menambahkan intensifikasi penerimaan yang dilakukan Ditjen Pajak termasuk didalamnya bagaimana mengejar wajib pajak pribadi seperti dari Kamar Dagang dan Industri dan berbagai asosiasi profesi.

Sementara itu, realisasi penerimaan bea masuk Ditjen Bea Cukai mencapai Rp 11,68 triliun atau 5,78% dari target APBN-P per 31 Agustus 2009 sebesar Rp 10,749 triliun.

Suara Merdeka, 10 September 2009

Kaum Profesional Masih Belum Taat Pajak

Diposting oleh adi_true | Kamis, September 10, 2009 | | 0 komentar »

Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) menegur kaum profesional agar lebih taat membayar pajak. Ditjen Pajak menilai, tingkat kepatuhan warga negara yang punya penghasilan besar dari profesinya masih tergolong rendah.

Profesi apa pun, menurut Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo, tingkat kepatuhannya sebagai wajib pajak sama saja. "Secara umum, ketaatannya baru mencapai 40%," ujarnya seusai acara buka bersama di Ditjen Pajak, Selasa (8/9) malam.

Maka, Tjiptardjo menegaskan aparat pajak tetap akan mengecek kepatuhan pembayaran pajak kaum profesional melalui program intensifikasi pajak. "Profesi apa pun bisa kena kalau datanya nanti diperiksa. Itu namanya intensifikasi," tuturnya.

Di hadapan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan asosiasi profesi, Tjiptardjo mengingatkan lagi perihal perlunya kepatuhan membayar pajak. Ia bahkan berusaha menyentuh hati nurani mereka yang hadir dengan menampilkan foto-foto dan video rakyat miskin. "Potret ini perlu kita perhatikan karena masih banyak saudara-saudara kita yang miskin," katanya.

Soalnya, menurut Tjiptardjo, sebagian dari hasil dari pengumpulan pajak dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, selain untuk membiayai program pembangunan.

Bukan hanya menampilkan foto-foto yang menyentuh perasaan, Tjiptardjo juga menampilkan contoh Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang termasuk orang kaya dan masih salah dalam pengisian. Sebagian juga tak melaporkan dengan jujur. "Sekarang ada gempa, saya diam-diam mencatat, siapa yang sedang menyumbang Rp 1 miliar dan Rp 5 miliar. Bagaimana SPT-nya nanti," imbuhnya.

Kritik mengenai rendahnya kepatuhan kaum profesional membayar pajak tidak membuat Persatuan Artis Sinetron Indonesia (Parsi) gusar. Selama ini artis sinetron yang tergabung di Parsi mengaku taat membayar pajak. "Produser langsung memotong 15% dari kontrak artis," ujar Anwar Fuady, Ketua Umum Parsi.

Kontan Online, 10 September 2009

Diposting oleh adi_true | Kamis, September 10, 2009 | | 0 komentar »

I'tikaf merupakan khalwat Rabbani dan latihan ruhani, dimana sesorang menyendiri di masjid, jauh dari pergaulan sesama makhluk demi cintanya kepada ALLAH SWT.

Disana ia mengingat Allah dan mengagumi ciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan keagungan-Nya. Kepada-Nya ia berdoa dan bermunajat serta mengaharap pahala dan memohon agar dirinya dan keluarganya dijauhkan dari siksa-Nya. Dengan segala kerendahan hati, ia memohon diselamatkan dari kobaran api jahanam yang panasnya tiada terkira.

Dalil disyariatkannya i'tikaf ialah firman ALLAH

"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:" Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku, dan yang sujud" (QS. Al Baqarah 125).


Adapun dari As-Sunnah antara lain adalah:


Dari Aisyah r.a. ia berkata: rasulullah SAW melakukan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sampai saat ia dipanggil ALLAH Azza wa Jalla (HR. Bukhari dan Muslim).


Dan dari Ibnu Umar r.a. ia berkata: Rasulullah SAW melakukan i'tikaf pada sepuluh malam terakhit bulan Ramadhan (HR. Bukhari dan Muslim).


Sebuah hadis yang berasal dari Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa:
Adalah Rasulullah SAw, apabila masuk sepuluh hari, ialah sepuluh hari yang terakhir dalam bulan Ramadhan, beliau menjauhi istrinya, dan menghidupkan malamnya, dan membangunkan ahli rumahnya (HR. Bukhari dan Muslim).


Dan dari Aisyah pula, ia berkata; "Adalah Nabi SAW apabila beliau hendak ber-i'tikaf, beliau shalat subuh lalu masuk ke tempat i'tikafnya" (HR. Bukhari dan Muslim).


Dalam hadis lain, yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan:
Dan dari Aisyah r.a., dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa ber-i'tikaf karena iman dan ikhlas, maka diampunilah dosanya yang telah lewat."

Kata i'tikaf berasal dari kata 'akafa alaihi, artinya, ia senantiasa atau berkemauan kuat untuk menetapi itu atau setia kepada itu. Secara harfiah kata i'tikaf berarti tinggal di suatu tempat, sedangkan syar'iyah kata i'tikaf berarti tinggal di masjid untuk beberapa hari, teristimewa sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.


Selama hari-hari itu, mu'takif yaitu orang yang menjalani i'tikaf, mengasingkan diri dari segala urusan duniawi, dan menggantinya dengan kesibukan ibadah dan zikir kepada ALLAH dengan sepenuh hati. Dengan i'tikaf seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita berserah diri kepada ALLAH dengan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya,
dan bersimpuh di hadapan pintu anugerah dan rahmat-Nya.

Wallahu'alam...
Panji Istiqomah September 9 at 3:21pm

Pendidikan Anak

Diposting oleh adi_true | Selasa, September 08, 2009 | | 0 komentar »

Meremehkan Pendidikan Anak
Sebagian orang tua ada yang menganggap pendidikan sebagai masalah yang sepele, mereka menelantarkan pendidikan anaknya dengan tanpa ada beban sedikit pun. Mereka beranggapan bahwa tugasnya hanyalah memenuhi kebutuhan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Mereka lupa firman Allah subhanahu wata’ala, artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (at-Tahrim:6). Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata mengomentari ayat ini, ” Ajarilah mereka dan didiklah mereka.”

Demikian juga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya dengan hal-hal yang bermanfaat serta meninggalkannya secara sia-sia, maka berarti telah berbuat buruk kepada anak seburuk-buruknya. Kebanyakan anak menjadi rusak adalah disebabkan orang tuanya, karena tidak adanya perhatian kepada mereka, serta tidak diajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan sunah-sunnahnya.”

Terlalu Ketat
Ini kebalikan dari kekeliruan di atas, seakan-akan orang tua adalah seorang pengawas yang selalu memonitor seluruh kegiatan anak tanpa mempedulikan perkembangan kepribadian si anak. Seluruh pendapat orang tua harus diterima dan si anak tidak boleh memiliki pilihan lain kecuali mengikuti dan taat secara membabi buta.

Kesalahan dalam hal ini menyebabkan dampak negatif sebagai berikut:

* Lemahnya kepribadian anak dan hilangnya rasa percaya diri.

* Anak akan menderita.

* Melemahnya daya kreativitas anak.

· Penyimpangan setelah anak tumbuh besar, yaitu dia merasa terbebas dari belenggu yang selama ini mengikatnya sehingga dia akan enggan menerima berbagai ketentuan dan tekanan meskipun ketentuan tersebut adalah berupa kebaikan dan kebenaran.

* Menyebabkan anak menderita sakit, baik fisik atau psikologis.

Metode pendidikan yang baik menekankan supaya anak diberikan kebebasan dalam hal yang berkaitan dengan urusan khusus mereka, baik dalam mengambil keputusan, mengemukakan keinginan atau pendapat dan tanggung jawab. Tetapi dengan catatan bahwa semua itu harus dalam koridor perilaku yang baik dan adab yang mulia yang senantiasa harus ditanamkan dalam jiwa si anak.

Tidak Konsisten
Orang tua adalah orang yang memberikan pengaruh pertama kali kepada anak, dan banyak menanamkan sifat atau kebiasaan kepada mereka. Jika orang tua berakhlak dengan akhlak dan perilaku yang baik, maka anak akan terpengaruh dengan sifat-sifat positif tersebut. Namun jika ada pertentangan, di satu sisi orang tua menyuruh sesuatu namun ia melakukan yang sebaliknya (inkonsisten), maka itu akan memberikan dampak negatif bagi anak.

Di antara sikap tidak konsisten yang dimaksudkan misalnya orang tua menyuruh jujur namun dia sendiri sering bohong, menyuruh menepati janji namun dia sering ingkar janji, menyuruh shalat tetapi dia sendiri meninggalkannya, atau melarang dari merokok tetapi dia justru merokok dan lain sebagainya.

Keras Hati
Anak harus diperlakukan dengan lembut, santun dan kasih sayang, dan ini merupakan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam memperlakukan anak kecil. Diriwayat-kan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mencium al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu, sedang di sisinya ada al-Aqra’ bin Habis, maka al-Aqra’ berkata, “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku tidak pernah mencium salah seorang pun dari mereka.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memandang kepadanya lalu bersabda, “Barangsiapa tidak mengasihi maka tidak akan dikasihi.” (Muttafaq ‘alaih)

Pada masa lalu orang beranggapan bahwa kekerasan dan pukulan akan menumbuhkan kekuatan, keberanian dan sikap jantan kepada anak-anak, lalu akan menjadikan mereka mampu memikul beban dan bersikap mandiri. Namun ternyata ini adalah anggapan yang keliru, sebab kekerasan akan memberikan bekas psikologis yang menyakitkan pada diri anak. Lalu mendorang si anak menjadi pembangkang dan suka melawan, serta menghalangi mereka untuk sampai pada kematangan berpikir. Juga menyebabkan mereka merasa dihinakan, dilecehkan sehingga kehilangan rasa kemuliaan dirinya.

Ini bukan berarti larangan untuk memberikan sanksi kepada anak, bahkan terkadang perlu untuk memberikan sanksi kepada mereka namun dengan catatan hukuman tersebut tidak melewati batas-batas norma kasih sayang kepada anak.

Meremehkan Kemungkaran
Meremehkan kemungkaran sering dilakukan oleh orang tua, dengan alasan bahwa si anak masih kecil, nanti kalau sudah besar dia akan tahu sendiri dan meninggalkannya. Hal ini tidak benar, sebab membiasakan anak dengan sesuatu di masa kecil menyebabkan dia sulit untuk meninggalkannya ketika sudah besar.

Di antara bentuk keteledoran dalam hal ini adalah tidak meng-anjurkan shalat kepada anak-anak serta tidak perhatian terhadapnya. Meskipun orang tua rajin shalat tetapi membiarkan anak tidak shalat adalah kesalahan. Demikian juga membiasa-kan mereka mendengarkan musik, meniru kebiasaan dan pakaian orang kafir, terobsesi dengan popularitas para artis dan lain sebagainya.

Statis Dalam Pendidikan
Orang tua tidak boleh statis dalam mendidik anak, dengan tanpa ada kemajuan dan pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Sebagian orang ada yang hanya mengajari anak dengan ketrampilan atau pengetahuan yang bersifat turun temurun. Mereka enggan dengan ketrampilan modern seperti komputer, bahasa asing, berpidato, menulis atau bela diri modern.

Ini menyebabkan anak ketinggalan oleh temannya yang telah mempelajari ketrampilan-ketrampilan tersebut. Akibatnya anak merasa rendah diri dan tidak percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya yang unggul dalam berbagai aspek.

Tidak Mengakui Kesalahan
Terkadang ada orang tua yang menghukum anak secara zhalim, ada pula di antara mereka yang menuduh anaknya melakukan ini dan itu padahal tidak melakukannya, ada pula yang memukul anaknya dengan sebab pengaduan bohong dan lain sebaginya. Kemudian setelah itu orang tua tahu bahwa dirinya adalah yang salah dalam mengambil tindakan, tetapi dia tidak mau minta maaf kepada si anak, tidak mengakui kesalahannya, seakan-akan anaknya tidak punya hak apa-apa, tidak punya kemuliaan dan perasaan.

Ini merupakan perilaku yang salah, yang dapat menumbuhkan sifat buruk pada diri anak seperti besar kepala, ghurur (sok), meskipun dia bersalah. Padahal jika orang tau mau minta maaf kepada anaknya, maka ini merupakan tindakan yang baik karena secara tidak langsung anak dididik untuk merubah kesalahan, sehingga dia pun akan mengikuti perilaku ini, tunduk kepada kebenaran, mengakui kesalahan dan toleran kepada orang lain.

Mengambil Keputusan Sendiri
Misalnya seorang ayah tidak melakukan musyawarah bersama anggota keluarga dalam memutuskan hal-hal yang terkait dengan urusan keluarga. Kalau ada anggota keluarga yang protes atau tidak mau mengikuti keputusan tersebut maka si ayah akan mengancam begini dan begini.

Sikap otoriter dalam keluarga adalah tidak benar, yang baik adalah mengumpulkan seluruh anggota keluarga lalu bermusyawarah, masing-masing mengemukakan pendapatnya dan terakhir dipilih pendapat yang paling baik dan tepat.

Tidak Diajari Menghormati Privasi
Anak hendakya diajari hal-hal yang berkaitan dengan masalah pribadi dan khusus. Seperti harus meminta izin jika mau masuk kamar orang tua, terutama dalam waktu-waktu istirahat. Begitu juga diajari supaya tidak masuk ke tempat-tempat orang lain tanpa izin, tidak boleh membuka sesuatu yang tertutup yang bukan miliknya, baik pintu rumah, almari, buku, dompet, tas dan lain sebagainya.

Orang tua pun harus memulai dari dirinya lebih dahulu, misalnya mengetuk pintu jika mau masuk kamar anaknya, menutupi rahasianya, dan menghormati hak-hak dan milik pribadinya.

Menjauhkan Anak dari Majlis Orang Dewasa
Sebagian orang tua memandang aib jika seorang anak terlibat dalam majlis orang dewasa. Dalam kondisi tertentu hal ini dibenarkan, namun terkadang anak perlu untuk dilibatkan dalam majlis orang dewasa supaya dapat mengambil manfaat, belajar dan untuk menum-buhkan sikap percaya diri mereka.

Metode pendidikan Islam menunjukkan bahwa seorang anak tidak dilarang untuk bergabung bersama orang dewasa, baik dalam majlis-majlis, di masjid, dalam perjalanan atau perkumpulan lainnya. Dengan ini anak dapat bertambah pengalaman, ikut andil dalam pekerjaan dan melatih diri untuk memikul tanggung jawab. Wallahu a’lam.
Sarah VI

Blogged with the Flock Browser

CANGKIR YANG CANTIK

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah
toko suvenir untuk mencari
hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka
tertuju kepada sebuah cangkir
yang cantik.
"Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada
suaminya. "Kau benar, inilah
cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si
kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba
cangkir yang dimaksud
berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu
diketahui bahwa aku
dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang
dikagumi, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun
suatu hari ada seorang
pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke
sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku
merasa pusing. Stop ! Stop !
Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !"
lalu ia mulai menyodok
dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop !
teriakku lagi. Tapi orang ini
masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan
teriakanku. Bahkan lebih buruk
lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas !
Panas ! Teriakku dengan
keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang
ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan
membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh
ternyata belum. Setelah
dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda
dan dan ia mulai mewarnai
aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku
berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan
aku kepada seorang pria dan
ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih
panas dari sebelumnya!
Tolong! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis
aku berteriak
sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan
teriakanku.Ia terus
membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku
dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik
mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku.
Aku terkejut sekali. Aku
hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri
sebuah cangkir yang
begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku
yang lalu menjadi sirna
tatkala kulihat diriku.

Renungan :

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat
Tuhan membentuk kita,
tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan,
dan banyak air mata.Tetapi
inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah
kita supaya menjadi cantik
dan memancarkan kemuliaan-Nya.

"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu
jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap
kita menghasilkan
ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh
buah yang matang supaya
Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan
suatu apapun."

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan
kecil hati, karena Dia
sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini
memang menyakitkan tetapi
setelah semua proses itu selesai, Anda akan
melihat betapa cantiknya Tuhan
membentuk Anda.
Sumber : Tidak Diketahui

Paradoks Hidup Ini

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Paradoks sejarah waktu kita yaitu dimana kita punya gedung-gedung yang lebih tinggi tapi punya watak yang pendek; punya lebih lebar jalan-jalan tapi berpandangan sempit.

Kita menghabiskan banyak waktu, tapi hanya mendapatkan sedikit; kita membeli lebih banyak tapi menikmati lebih sedikit. Kita memiliki rumah yang lebih besar tapi dengan keluarga yang "kecil"; lebih banyak kesempatan tapi lebih sedikit waktu; kita punya lebih banyak parameter tapi sedikit perasaan; lebih banyak ilmu tapi sedikit pertimbangan; lebih banyak ahli tapi lebih banyak masalah; lebih banyak obat tapi sedikit kesehatan.

Kita minum berlebihan, merokok berlebihan, menghabiskan banyak kesembronoan, terlalu sedikit tertawa, mengemudi terlalu cepat, lebih cepat marah, bangun lebih telat, sangat sedikit membaca, terlalu banyak nonton TV, dan berdoa terlalu sedikit. Kita punya banyak barang milik pribadi tapi kita kehilangan nilai-nilai.

Kita berbicara terlalu banyak, sedikit cinta, dan terlalu sering membenci.

Kita telah belajar bagaimana caranya hidup, tapi tidak hidup. Kita telah melewati umur untuk hidup, bukannya hidup melewati umur. Kita semua telah berada pada jalan ke bulan dan kembali, tapi punya masalah untuk menyebrang jalan menemui tetangga baru.

Kita terus mencoba mengekpslorasi ruang angkasa, tapi melupakan bumi, merusak bumi. Kita telah melakukan sesuatu yang besar, tapi tidak yang lebih baik.

Kita telah membersihkan udara tapi tetap membuat polusi pada jiwa. Kita telah memisahkan atom tapi tidak memisahkan prasangka. Kita menulis lebih banyak, tapi belajar lebih sedikit.

Kita banyak merencanakan, tapi sedikit menyelesaikan. Kita telah belajar dari kesibukan, tapi tidak belajar untuk menunggu. Kita membuat banyak komputer untuk menghimpun dan memperbanyak informasi tapi kita kehilangan komunikasi.

Terlalu banyak makanan 'fast food' tapi pencernaan tetap saja lambat; lebih banyak orang besar tapi berkarakter kecil; banyak keuntungan tapi dangkal hubungan.

Lebih sering terdengar perdamaian dunia tapi juga semakin banyak perang domestik, banyak waktu terluang tapi sedikit kebahagian; lebih banyak macam makanan tapi lebih sedikit nutrisi.

Lebih banyak keluarga dengan dua pendapatan tapi lebih banyak perceraian; lebih banyak rumah keren tapi banyak yang 'broken home'; lebih banyak cara cepat tapi banyak juga popok dibuang, dibuangnya moralitas, kelebihan berat bandan, dan pil- pil yang menenangkan tapi juga membunuh.

Inilah waktu dimana begitu banyak barang terlihat di jendela tapi tak ada dalam stok, Waktu dimana teknologi dapat membawa tulisan ini kepada kita dan waktu dimana kita dapat memilih untuk menyebarkan ini atau menghapusnya.

ini membuktikan kita terlalu sulit untuk bersikap adil. berfikir keras untuk memecahkan satu hal tapi melupakan hal yang lain

sumber: Sejagat.com

BERBURU HIDDEN INCOME II

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Oleh: Rhenald Kasali
Buruknya sistem penggajian di dunia birokrasi telah mengakibatkan terjadinya perburuan terhadap “hidden income”. Dengan basis gaji yang rendah, maka seorang birokrat mempunyai kesempatan memperoleh penghasilan “lain-lain” dari dua sumber, yaitu sumber yang legal maupun yang tidak legal. Besarnya dan komposisinya sangat tergantung pada posisi, dan tentu saja hati nurani. Dengan demikian sistem penggajian berpeluang besar bagi terjadinya korupsi, tetapi yang lebih berbahaya lagi sebenarnya adalah bukan korupsi itu sendiri, tetapi perilaku terhadap pekerjaan dan profesi yang cenderung “kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah”, atau “kalau bisa diperlambat mengapa harus dipercepat.”

Akibatnya tentu sangat berbahaya. Kegiatan bisnis menjadi sangat tidak efisien karena hambatan justru datang dari birokrasi. Proses bisnis dan perijinan, panjang dan tak jelas. Pelayanan publik merosot. Kepuasan kerja rendah. Tingkat konflik serta politik kantor tinggi. Wibawa pemerintah buruk, dan tentu saja mereka enggan untuk berubah, malas untuk belajar hal yang baru, serta menghambat yang mau bekerja keras serta jujur. Kalau sudah begini, bagaimana mau naik haji dengan biaya yang terjangkau? Bagaimana mau meningkatkan ekspor? Bagaimana menata TKI ilegal? Atau bagaimana mencegah agar Adrian-adrian Waworuntu yang lain tidak kabur dari penjara? Demikian pula bagaimana mau membuat produk yang dihasilkan bangsa ini kompetitif di pasar global?

Buruknya sistem penggajian, singkatnya, berpengaruh kemana-mana. Tentu saja hal ini memerlukan pemikiran yang sangat serius dari para pemimpin, tetapi dengan meningkatkan tingkat gaji, bukan dengan sendirinya kita bisa menghapus korupsi. Sistem penggajian bukanlah segala-galanya. Ia harus dikelola bersama-sama dengan pendekatan-pendekatan manajemen modern lainnya.

Baiklah kita kembali ke “hidden income” lebih dulu.
Dengan basis gaji yang rendah, setiap atasan di dunia birokrasi umumnya dipacu untuk berpikir ekstra keras. Seorang atasan di departemen keuangan mengaku setiap hari ia harus mendengarkan dua sampai lima orang karyawannya yang meminta bantuan. Ada yang datang karena mau menikah, anak mau masuk sekolah, rumah banjir, cicilan motor tidak bisa dibayar, dan seterusnya. Sebagai atasan, ia harus memikirkan semua itu. Belum lagi memikirkan bagaimana memacu motivasi staf-stafnya yang relatif lebih berpendidikan. Darimana mereka harus dibayar?

Di Birokrasi ada dua sumber, yaitu sumber yang legal dan tidak legal. Tentu saja bagi para birokrat, yang tidak legal itu lama-lama tidak dipandang lagi sebagai tidak legal, melainkan sekedar “kurang legal”. Sumber yang legal adalah SPJ, dan uang proyek. Supaya ada uang tambahan, seseorang bisa ditugaskan ke luar kota, atau diberi pekerjaan berupa “proyek”. Meski tidak besar, toh jumlahnya lumayan dan cukup memberi nafas lega.

Yang jadi masalah tentu saja sumber-sumber yang tidak atau kurang ilegal. Sumber ini sering disebut sebagai dana taktis, dan pengelolanya dilakukan oleh beberapa pihak. Dana taktis ini besarnya amat beragam. Ada yang sekadarnya, tapi ada juga yang sangat besar. Seorang teman bahkan mensinyalir ada pengelola dana yang sampai bisa mengatur penempatan seorang pejabat. Tentu saja termasuk untuk memberhentikannya kalau ia dianggap telah mengganggu kenyamanan mereka. Di tempat yang lain, dana taktis bisa dipakai sampai membiayai kolam renang sekelas olimpiade. Jadi unsur kesejahteraan dijamin sudah bereslah, tapi nanti dulu. Karena dana itu ilegal, maka dikelolanya pun oleh orang perorangan dan secara sembunyi-sembunyi. Ada juga yang dibuat setengah legal, yaitu dikelola oleh yayasan. Nah, yayasan ini setiap bulan memberikan kontribusi kesejahteraan, tetapi karena dikelola oleh orang-orang tertentu, maka tentu saja ada yang kebagian sedikit dan ada yang kebagian di luar batas. Seorang teman yang lain mengaku di kantornya ada yang hidup di Brunei Darussalam (artinya serba berlebihan), dan ada yang kebagian hidup di Sudan (hidup serba kekurangan).

Hidup seperti ini tentu sangat rawan. Rawan bagi PNS dan rawan bagi perekonomian negara. Hidden Income telah membentuk perilaku yang buruk. Studi yang dilakukan oleh UNPAN, menemukan gaji PNS di Indonesia adalah yang terendah ke-2 di Asean (setelah Kamboja). Di Indonesia gaji PNS berkisar antara US$42.55 hingga US$120. Sedangkan di Thailand antara US$102,50 hingga US$1,477. Bahkan di Filipina saja sudah mencapai US$108 – US$1,031. Sementara itu Hay Consulting menemukan di sektor swasta, seseorang berpendidikan S1 yang baru lulus bisa memperoleh gaji sekitar Rp2,7 juta di sini. Apa akibatnya kalau PNS terus bergaji kecil dan mengandalkan hidden income?

Pertama, hidden income akan mendorong PNS untuk memaksimalkan penghasilan tidak resminya, dan itu berarti penyimpangan, dan besarnya semakin hari akan semakin besar dan menggurita. Kedua, hidden income akan mempengaruhi wibawa pemerintah, di dalam maupun di luar negeri. Ketiga, hidden income mengakibatkan hambatan-hambatan ekonomi.

Lantas bagaimana mengatasi semua ini?
Saya berpikir sudah saatnya pemerintah menyentuh birokrasi kita. Mitos bahwa PNS tidak dapat diberhentikan kalau melakukan kesalahan, atau tidak produktif sudah harus sudah ditinggalkan. Kedua, sistem penggajian harus segera diperbaharui, dan pada saat yang bersamaan budaya baru dan change management mulai diterapkan. Ketiga, diperlukan mekanisme baru untuk mengukur kinerja PNS, dan ini berarti memerlukan patokan-patokan baru. Tentu saja semua ini tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Adakah kemauan untuk sedikit berjerih payah di sini

BERBURU HIDDEN INCOME I

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Oleh: Rhenald Kasali
Di tahun 1980-an, korupsi sudah mulai tampak menjadi penyakit masyarakat. Berbeda dengan sekarang, di tahun-tahun itu ia masih berbentuk stadium 1. Tanda-tandanya cuma ada di luar, berbentuk penyakit kulit. Karena tampak di luar, maka ia sangat kasat mata. Di jalan raya dikenal istilah polisi “Prit Jigo”. Di jembatan timbang, truk-truk juga kena sempritan jigo. Demikian juga di kas-kas negara.

Dua orang muncul secara bergantian membersihkan penyakit itu. Pertama adalah MenPan, Prof. Dr. Sumarlin yang seperti MenPan sekarang, saat itu wajahnya tidak begitu dikenal publik. Memakai peci hitam persis pegawai negeri golongan IA, Sumarlin melakukan penyamaran di counter-counter layanan publik. Di RSCM, Sumarlin menemukan penyimpangan itu. Seseorang telah menerima pembayaran tanpa kuitansi, yang artinya uang tidak masuk ke kas negara. Kisah penyamaran Sumarlin saat itu populer sekali sehingga cukup menimbulkan ketakutan aparat publik melakukan penyimpangan.

Tapi upaya pembersihan tampaknya kurang terprogram dengan baik. Selain tak punya konsep yang jelas, prioritas pembangunan tampaknya belum kesana. Tak lama kemudian kita menyadari, korupsi sudah memasuki stadium 2, artinya, ia sudah cukup meresahkan masyarakat, apalagi yang menjadi korban kalangan kelas bawah: sopir-sopir bus, truk dan taksi, para pencari kerja, pensiunan, pengurus kartu tanda penduduk, dan sebagainya.

Maka bergegaslah Laksamana Soedomo, orang kepercayaan paling dekat presiden Soeharto saat itu. Atas kekuasaannya di Kopkamtib saat itu ia menilai korupsi telah menggangu ketertiban. Kotak pos pengaduan dibuka, dan dimulailah Opstib. Soedomo menjadi sangat populer karena operasinya berhasil mengungkap sejumlah kasus. Beberapa ratu dan raja pungli menjadi korban dan jembatan timbang pun ditutup.

Tahun 1990-an, korupsi ternyata tak hilang juga, melainkan sudah merasuk ke mana-mana. Di masyarakat suara itu terdengar semakin keras. Polisi-polisi muda mengeluh tak bisa naik pangkat kalau tak disekolahkan, dan konon namanya tak masuk dalam daftar kalau tak membayar seratus juta rupiah. Seorang calon pegawai negeri sipil mengaku harus membayar seharga Toyota Kijang untuk diterima. Seorang tokoh masyarakat mengatakan perkaranya di kepolisian tak bisa selesai karena lawannya adalah “bandar” yang membiayai tokoh polisi lain saat sekolah dulu. Terdakwa lain bisa bebas sehari setelah seorang petugas dari mahkamah agung bertandang ke rumahnya. Selanjutnya penyakit ini juga telah mengganggu perekonomian. Para bupati meminta uang. Kepala-kepala dinas kesehatan meminta “diskon” dari perusahaan farmasi, bahkan menaikkan “biaya” untuk menyalurkan obat generik warganya yang miskin. Singkatnya, korupsi telah memasuki stadium 4 dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
Praktis sepanjang tahun 1990-an upaya pembersihan korupsi lenyap begitu saja. Semua orang telah ikut terlibat di dalamnya dan turut kecipratan. Satu-satunya upaya yang terdengar saat itu adalah naiknya gaji hakim agar para penegak hukum bisa bertindak lebih berani.

Di tahun 2000-an semua orang frustasi. Penyakit ini mulai tampak menjadi hal yang biasa, merupakan bagian kehidupan yang tidak ada apa-apanya. Stadium 4, tapi tidak mati-mati. Bahkan ia menjadi hal yang biasa di parlemen. Kali ini para politisi kelihatan hidup bergelimpangan uang. Mereka tak henti-hentinya memanggil pejabat perbankan untuk dengar pendapat. Orang-orang bank bolak-balik gedung DPR, bukan menemui anak buah atau nasabah-nasabahnya. Semua itu rupanya ada artinya.

Sebuah survei yang dilakukan oleh USAID pada tahun 2003 menemukan, sebanyak 52% responden mengaku biaya korupsi itu terpaksa harus dibebankan pada keuntungan yang seharusnya diterima. Sebanyak 12,5% responden mengaku mengalihkan semua beban itu kepada konsumen. Hanya sebagian kecil yang mengaku membagi rata, sebagian kepada pembeli, sebagian pada mereka sendiri.

Menjadi pertanyaan adalah di mana peranan birokrasi? Korupsi tahun 2000-an kental mewarnai para politisi. Selain karena biaya menjadi Caleg atau Calon bupati begitu besar, partai-partai baru jelas butuh uang. Maka tak heran bila kalangan politisi mendapat sorotan besar. Sampai di sini birokrasi tampaknya hanya menjadi penonton. Gaji para birokrat yang sudah kecil menjadi semakin lebar gap-nya dengan gaji para politisi yang memang direstui tinggi.

Tetapi sepinya berita tentang korupsi di birokrasi bukan berarti tak ada masalah. Birokrasi kita menyimpan segudang masalah. Seperti pohon-pohon yang tak pernah disentuh oleh pemiliknya, ia telah menjadi tanaman liar yang kering, hidup kurang bergairah dan benar-benar malas. Ia juga telah menjadi makhluk gemuk yang penuh air, berjalan lamban seperti makhluk yang kurang gizi.

Sebuah studi lain tentang otonomi daerah menyebutkan masalah terbesar dalam pembangunan dan investasi bukanlah infrastruktur atau ketidakpastian, melainkan “hidden income” yang diterima oleh para birokrat.

Seorang pengusaha besar mengusulkan agar segera dilakukan proses debirokratisasi. Istilah ini tentu bermakna ganda, yaitu mengurangi peran birokrasi, atau mengurangi jumlah birokrat. Saya lalu mengintip besarnya gaji yang mereka terima. Mereka ternyata menerima sungguh jauh di bawah garis kelayakan untuk hidup. Tetapi jumlah orangnya memang sangat besar. Maka wajarlah kalau di birokrasi sebagian besar orang berburu “the hidden income”, baik yang legal maupun yang ilegal.

Perburuan hidden income ini ternyata telah menimbulkan demikian banyak masalah. Ia bukan cuma merusak nilai-nilai dalam masyarakat dan perekonomian, melainkan juga di dalam organisasi pemerintahan itu sendiri

Berpikir Sederhana

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.

Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur.

Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.

JALUR KERETA

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur
yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur
kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang
tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di
jalur KA yang masih aktif.

Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA
tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah
tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang
bermain. Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang
bermain di jalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan kereta
tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?

Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil

Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya
mengorbankan jiwa seorang anak. Anda mungkin memiliki pilihan yang sama
karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan
seorang anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik
secara moral maupun emosional.

Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang
sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk
bermain di tempat yang aman? Disamping itu, dia harus dikorbankan justru
karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya.

Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari. Di kantor, di
masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi, pihak
minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tidak peduli betapa
bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut. Nyawa seorang anak yang
memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang
berbahaya telah dikesampingkan. Dan bahkan mungkin tidak kita tidak akan
menyesalkan kejadian tersebut.

Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan
mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di
jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif.
Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat.
Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak
yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak
pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut. Disamping itu,
alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut
sudah tidak aman. Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif
maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta. Dan
mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak
dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa
penumpang di kereta tersebut.

Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus
dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang
cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar. "Ingatlah bahwa sesuatu
yang benar tidak selalu populer dan sesuatu yang populer tidak selalu
benar".

Kekasih Sejati

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Manusia, makhluk Tuhan termulia di muka bumi ini, diciptakan dari sepasang insan yang saling Cinta. Lahir dengan tangis yang menandakan bahwa hidup penuh dengan perjuangan, banyak onak dan duri...
Pernahkah kita sadari kehidupan ini merupakan anugerah yang terbesar yang Allah
berikan kepada kita ?. Bisa kuliah, bekerja, dan berkumpul dengan teman-teman,
berbagi cerita, tawa dan canda serta derita yang mewarnai kehidupan ini ...
Pernahkah kita bertanya, untuk apa kita hidup di muka bumi ini ? ...pernahkah
kita merasa punya arti dan berarti bagi orang lain, merasa dibutuhkan,
setidak-tidaknya bagi orang-orang yang dekat dalam kehidupan kita ?
Pernahkah kita sadari, kita bisa bertahan hidup sampai detik ini tak lain
karena Cinta, Cinta dari Allah Swt. Kita akan lebih sadar jika jauh dari
Orangtua. Manakala orang-orang yang kita cintai meninggalkan kita. Manakala
kita sunyi tak berteman. Manakala kita merasa hampa dalam kehidupan. Tak
satupun yang abadi kecuali Cinta Allah pada kita, hamba-hamba_Nya. Tidakkah
kita rindu untuk selalu berada di dekat_Nya ?
(Rasulullah Saw, beliau selalu rindu untuk bertemu Allah Swt, mendengar suara
Azan yang di "Senandung'kan Bilal. "Shalat, adalah kesenangan hidupku". Kata
Beliau (Hamba terkasih Allah Swt).
Sekarang wahai saudaraku, hamba-hamba yang dianugerahi iman dan Islam.Siapkan
hari-harimu, isi dengan hal-hal yang berguna dan bermanfaat baik bagi
temanmu,masyarakat luas, bangsa dan negara. Apalagi semata-mata hanya untuk
mencari Ridha Allah Swt, semua itu sebagai tanda Cinta dan rasa syukur kita,
yang telah diberikan_Nya anugerah yang begitu banyak.
Waktu semakin cepat, apabila kita tidak memanfaatkannya dengan hal-hal yang
berguna, kita akan tergilas masa !!!. Berjanjilah untuk jadi yang lebih baik
dari sekarang. Dan terbaik di hadapan_Nya.
Karena Cintamu, tidakkah seseorang itu senantiasa ingin tampak baik saat
bertemu kekasihnya ???!!!. Jadikan Allah ?Kekasih Sejati? dalam hidupmu.
Kemana Akan Dicari Gantinya???
Yaa ikhwany wa akhwaty tercinta rahimakumullah...Tahukah engkau apakah "mutiara
yang terindah" yang diberikan Allah Swt kepadamu??? Itulah "kesucian"...
Kita dilahirkan dalam keadaan suci bersih, bagai selembar kertas putih tak
bernoda, dan dengan sayangnya Alah Swt berkata:
Fitratallaahillatii fatarannaasa 'alaihaa.(Tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (QS. Ar Rum 30:30)
Wahai hamba-hamba terkasih Allah Swt..(QS. Al Maidah 5:54).
Sang Maha pencipta kita berpesan:
Laa taqrabuz zinaa innahuu kaana faahisyah, wasaa a sabiilaa.Janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang
sangat buruk. (QS. Bani Israil 17:32)
Dan Nabiyallah, yang sangat menyayangi dan mencintai kita (QS. At Taubah
9:128)berkata :
Bani Adam (manusia) tidak dapat menghindar dari perbuatan (yang
menghantarkannya kepada) zina, yang pasti akan menimpanya, yaitu zina mata
adalah dengan melihat, zina telinga adalah dengan mendengar, zina lidah adalah
dengan ucapan, zina tangan adalah dengan bertindak kasar, zina kaki adalah
dengan berjalan. (Dalam hal ini), hati lah yang punya hajat dan cenderung
(kepada perbuatan-perbuatan tersebut), dan farji (kelamin) yang menerima atau
menolaknya.
Tidakkah takut diri kita ???
Sungguh!!! seluruh anggota-anggota tubuh ini akan ditanya satu-satu apa yang
telah dilakukannya, dan sesungguhnya pada hari itu kelak mereka pandai
berkata-kata. Sehingga kita termangu tak berdaya dibuatnya.
Al yauma nakhtimu 'alaa afwaa hihim, watukallimunaa aydiihim, watasyhadu
arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun.Pada hari ini Kami tutup mulut-mulut mereka,
dan berkata kepada Kami tangan-tangan mereka dan memberikan kesaksian kaki-kaki
mereka terhadap apa yang mereka usahakan (dahulu).(QS. Yaasiin 36:65)
Waqaaluu lijuluudihim lima syahid tum 'alainaa. Qaaluu an-taqanallaahul lazii
an-taqa kulla syai in, wahuwa khalaqakum awwalu marrah, wailaihi turja 'uun.
Dan mereka berkata kepada kulit-kulit mereka :"Mengapa kamu menjadi saksi atas
kami?" kulit mereka menjawab, "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai
berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama, dan
kepada_Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Fushshilat 41:21)
Wamaa kun-tum tastatiruuna an-yasyhada 'alaikum sam 'ukum walaa absaarukum,
walaa juluudukum walaakin-zanan-tum annallaaha laa ya'lamu kasiiran-mimmaa
ta'maluun.Dan tidaklah kamu dapat bersembunyi dari persaksian pendengaranmu,
penglihatanmu dan kulit-kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwasanya
Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Fushshilat
41:22).
Dunia ini telah sangat sarat dengan keduniawiannya, sungguh jika kita tiada
hati-hati menyikapinya, mudah saja kita jatuh dalam arti kehilangan fitrah
sebagaimana mestinya...
Karena itu, Ku mohon padamu...(kita semua...) Tolong dijaga "mutiara
terindahmu" wahai akhi..., Tolong dijaga "mutiara terindahmu" duhai ukhty...,
Jangan nodai dia!!!
Demi Allah, sungguh !!! diri kita sendiri yang akan histeris jikamendapati
kesucian itu hilang, terbang bagai angin... Kemana Akan Dicari Gantinya???...
Tak merasa perihkah kita? (jika kita dapati jasad yang mulanya jijik, dan
dimuliakan_Nya, kemudian kita kotori kembali???) Tidakkah kita sadari siapa
kita ini sebenarnya dan dari apa asal kita ?
Huwal lazii khalaqakum min-turaabin, summa min nutfatin, summa min 'alaqatin,
summa yukhrijukum tiflan, summa litablughuu asyuddakum, summa litakuunuu
syuyuukhaan, wamin-kum man-yutawaffaa min-qablu, walitablughuu
ajalaan-musamman, wala 'allaqum ta'qiluun.Dialah yang menciptakan kamu dari
tanah kemudian dari setetes air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
Dia mengeluarkan kamu sebagai anak kecil, kemudian dibiarkan hidup supaya kamu
sampai pada masa dewasa, kemudian (dibiarkan) hidup supaya kamu menjadi tua.
Dan diantara kamu ada orang yang diwafatkan sebelum itu, dan kamu dibiarkan
hidup supaya kamu sampai pada waktu yang telah ditentukan, dan supaya kamu
mengerti. (QS. Al Mu?min 40:67).
Jika mutiara berharga itu telah sirna... Mampukah lagi diri ini menatap dunia?,
Mampukah lagi kita berdiri, bangkit dan bangun membawa "jiwa dan raga" yang
telah berganti tak ubahnya najis yang ditakuti semua insan dunia ini???
Nun disekitar kita..., sekarang, kemarin dan jaman dahulu kala, masih ada saja
yang "khilaf akan dirinya". Sungguh sangat disayang, seribu kali sayang.
Tidakkah terbayang murkanya Allah akan perbuatan tersebut???.
Azzaaniyatu wazzaanii fajliduu kulla waahidin-minhumaa mi ata jaldah,walaa
ta'khuzkum bihimaa ra'fatun-fii diinillaahi in-kun-tum tu'minuuna billaahi
walyaumil aakhir, walyasyhad 'azaabahumaa thaa ifatum minal mu'miniin.
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus (kali) dera, dan janganlah belas kasihankepada
keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada
Allah dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman keduanya itu
disaksikan oleh segolongan orang-orang yang beriman. (QS. An Nur 24:2)
Dan Rasulullah berkata tegas :
Dari 'Ubadah bin Shamid r.a., katanya Rasulullah Saw bersabda :"Laksanakanlah
hukumku! Laksanakanlah hukumku! Sesungguhnya Allah telah menetapkan hukum bagi
mereka yang berzina. Apabila bujang dan gadis (sama-sama belum kawin),
hukumannya dera 100 kali dan penjara satu tahun. Apabila janda dan duda
(sama-sama sudah kawin) yang berzina, hukumannyadera seratus kali dan rajam
sampai mati.
Tetapi tidaklah di negeri dan bangsa ini (Indonesia). Yang kita dapati bukanlah
"pelaksanaan Hukuman Allah yang sedemikian tegas dan jelas itu". Padahal umat
islamnya sendiri mengaku mencintai Tuhan dan Nabinya. Jadi, mana bukti cintamu
???:
Suuratun an-zalnaahaa wafaradnaahaa wa anzalnaa fiihaa aayaatin-bayyinaatin-la
'allakum tazakkaruun. Ini adalah suatu surat yang Kami turunkan dan Kami
wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada didalamnya), dan Kami turunkan
didalamnya ayat-ayat yang jelas, supaya kamu memperhatikan. (QS. An Nur 24:1)
Dengan gampangnya diantara kita menikahkan saja mereka-mereka yang berzina, dan
hamil, Untuk menutupi aib yang diperbuatnya. astafirughlaahul aziim. (Ya
Allah..apakah jasad itu tiada punya rasa malu?, apakah batinnya tidak
menjerit?) padahal keduanya mengaku beriman kepada_MU dan Rasul_MU.
Sungguh tidak akan pernah terjadi perkawinan tersebut (dengan kata lain)
tidaklah syah.
Sebagaimana firman_Nya:Laa ta'zimuu 'uqdatan-nikaahi hattaa yablughal kitaabu
ajalah.Janganlah kamu bertetap hati untuk berakad nikah, sebelum habis masa
iddahnya. (QS. Al Baqarah 2:235)
Uu laatul ahmaali ajaluhunna an-yada'na hamlahunna. Wanita yang mengandung,
masa iddahnya ialah setelah melahirkan kandungannya. (QS. At Thalaq 65:4)
Sebagai renungan pada diri kita, di zaman Rasulullah ketika itu betapa sangat
mengerikan pelaksanaan hukuman zina. Padahal sang kekasih Allah itu sangat
penyayang dan pengasih orangnya. Beliau sendiri hampir tak percaya ada umatnya
yang masih bisa berbuat nista sedemikian rupa.
Dari Sulaiman bin Buraidah r.a., dari bapaknya, katanya: "Pada suatu ketika,
Ma'iz bin Malik datang kepada Nabi Saw, lalu dia berkata kepada beliau, "Ya
Rasulullah! Sucikanlah aku!" Jawab Rasulullah Saw, "Amboi, kasihan! Pulanglah,
minta ampun kepada Allah dan tobatlah kepada_Nya." Ma'iz pergi, tetapi belum
begitu jauh dia kembali lagi seraya berkata,"Ya Rasulullah! Sucikanlah aku!"
Jawab Rasulullah Saw, "Amboi, kasihan! Pulanglah, minta ampun kepada Allah dan
tobatlah kepada_Nya!" Dan hal itu berulang sampai 4 kali. Pada kali yang
keempat Rasulullah Saw bertanya, "Dari hal apakah engkau harus kusucikan?"
Jawab Ma'iz, "Dari dosa berzina." Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabat
yang ada di sekitarnya ketika itu, "Apakah si Ma?iz ini mengidap penyakit
gila?" Jawab para sahabat, "Tidak, ya Rasulullah! Dia tidak gila!" Tanya Nabi
Saw berikutnya, "Apakah dia baru habis minum khamar?" Seorang sahabat berdiri,
lalu membaui Ma'iz, tetapi tidak mencium bau khamar di mulut Ma'iz. Maka
bertanya Rasulullah Saw, kepatuk mereka semua."
Dari 'Imran bin Hushain r.a., katanya: "Seorang perempuan dari suku Juhainah
datang menghadap kepada Nabi Saw. Padahal dia sedang hamil akibat melakukan
zina. Lalu katanya, "Ya, Nabiyallah! Aku telah melanggar hukum; maka
tegakkanlah hukum itu atas diriku!" Karena itu Rasulullah Saw memanggil wali
perempuan itu, lalu beliau bersabda kepadanya, "Rawatlahperempuan ini
sebaik-baiknya. Apabila dia telah melahirkan (dan kondisinya telah baik serta
anaknya ada yang menyusukan/merawat) bawalah dia ke hadapanku!" Perintah Nabi
Saw itu dijalankan oleh walinya sesuai dengan yang diperintahkan beliau.
Setelah perempuan itu melahirkan, maka dia dihadapkan kepada Rasulullah Saw.
Lalu pakaiannya dieratkan (supaya auratnya jangan terbuka ketika pelaksanaan
hukuman). Kemudian Nabi Saw memerintahkan supaya dia dihukum rajam, lalu ia
dirajam. Setelah dia tewas, Nabi Saw melakukan shalat jenazah baginya. Maka
bertanya 'Umar kepada beliau, "Perlukah dia dishalatkan, ya Nabiyallah?
Bukankah dia berzina?" Jawab beliau, "Dia telah Dan jikalau setelah pelaksanaan
hukuman tersebut, Allah Swt (Sang Maha Penerima Tobat, Sang Maha Pengampun dan
Maha Penyayang terhadap hamba-hamba_Nya) masih mengizinkan si pezina dan
pasangan zinanya hidup)...
Diberikannya keputusan yang sangat adil..Yach... Dialah hakim yang
Seadil-adilnya..
Azzaanii laa yan-kihu illaa zaaniyatan au musyrikah, wazzaaniyatu
laayan-kihuhaa illaa zaanin au musyrik, wahurrima zaalika 'alal
mu'miniin.Laki-laki yang berzina tidak akan mengawini melainkan dengan
perempuan yang berzina atau perempuan musyrik. Dan perempuan yang berzina tidak
akan mengawininya melainkan dengan laki-laki yang berzina atau laki-laki
musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang mukmin. (QS. An Nur
24:3)
Namun bisakah ?hukum Allah yang telah jelas dan tegas itu dijalankan?? Jika
tidak, kenapa diantara kita masih saja bisa menatap dunia dengan segala
kenistaan yang kita perbuat, kenapa kita tega menzalimi diri kita
sendiri???Kenapa bisa???!!!
Karena itu...sayangilah dirimu wahai sahabatku..., Karena sungguh !!! Dimana
jiwa ini berada dalam genggaman_NYA. Kita tak punya apa-apa atas diri kita, ...
Sungguh !!! kita ini binasa dan akan sirna bagai fatamorgana... Apa yang ada
pada kita, hanyalah titipan... Semua akan diminta_NYA kembali... Karena itu,
sungguh tak pantas diri kita berbuat "keburukan" walau hanya setitik embun yang
kita kira akan lesap, kering terkena sinar matahari...
Allah sangat mencintai kita..., bisakah kita mencintai_Nya???Mencintai_Nya
dengan menjaga baik-baik jasad yang satu-satunya ini. Dan Rasul sangat
menyayangi kita, jangan biarkan matanya mengabut dan berlinang?Cinta perlu
pengorbanan wahai hamba terkasih Allah... Engkau hanya dimintanya menjaga
dirimu..., bersyukurlah...
Waka ayyin-min-qaryatin 'atat 'an amri rabbihaa warusulihii fahaa sabnaa haa
hisaaban syadiidaa, wa 'azzabnaahaa 'azaban nukraan. Berapa banyak dari
(penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhannya dan rasul-rasul_Nya, maka
Kami perhitungkan dengan perhitungan yang keras, dan Kami mengazabnya dengan
azab yang mengerikan. (QS. At Thalaq 65:8)

ISTRI SOLIHAH

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Pernah suatu hari, pulang dari luar kota. Dalam perjalanan terbayang nanti di rumah akan disambut oleh istri dan anak-anak yang berwajah ceria serta terhidang makanan siap santap, maka dibela-belakan untuk tidak makan dalam perjalanan pulang walaupun lapar.

Tatkala tiba dirumah, angan-angan yang indah
diperjalan buyar tatkala melihat realita yang sebaliknya.

Inilah salah satu gambaran peristiwa kehidupan berumah tangga dan masih banyak lagi peristiwa lainnya yang mewarnai nuansa kehidupan berumah tangga setiap anak manusia.

Mungkin ketika kita akan menikah terdetik dan terangan dipikiran kita bahwa calon istri kita adalah seorang wanita yang sholehah dan paripurna,
dan itulahidola setiap muslim !!. namun tatkala bahtera kehidupan mulai meninggalkan dermaga untuk mengarungi lautan kehidupan berumah tangga, deburan ombak mulai menghamtam sisi-sisi bahtera dan menggoncang kestabilan perjalanannya.

Disaat itulah kita mulaimengetahui akan jati diri istri kita secara transparan. Dari situlah kita mengetahui hakekat sifat fitriah yang
dimilikinya. Dan dari situlah kitamemulai untuk memformat langkah-langkah kehidupan pada paruh perjalanan kehidupan yang kita akan lalui. Inilah seni kehidupan dan dari sinilah dimulai kehidupan yang hakiki.

Istri kita bukanlahlah malaikat yang suci dari kemaksiatan dan bukanlah pula syetan (na'udzubillah min dzalika) yang selalu melakukan kemaksiatan pada kholiknya.

Istri kita adalah manusia seperti kita yang selalu melakukan kesalahan dan kekhilafan sertamemiliki banyak kekurangan. Maka Segala kekurangan,kesalahan dan kekhilafan yang istri kita perbuatan haruslah kita maafkan. Bukankah Allah lebih pemaaf atas kesalahan dan kekhilafan hamba-Nya ?.

'sesungguhnya Allah telah memaafkan karenaku- dari umatku segala perbuatan yang
khilaf dan lupa serta yang dipaksakan atas mereka. 'Istri merupakan amanah dari
Allah swt. Amanah yang akan kita pertanggungjawabkan pada mahkamah Allah di
akherat kelak.

Rosulullah saw telah bersabda, 'Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab kepada apa yang dipimpinnya '.

Janganlah kita termasuk orang yang akan diseret oleh istri kita ke neraka karena kelalaian kita dalam membimbing dan membina mereka sehingga kita termasuk golongan yang dilansir Rosulullah saw dalam sabdanya, 'Seseorang wanita
itu apabila di hari akhirat akan menarik empat golongan lelaki bersamanya ke dalam neraka.
Pertama : ayahnya
Kedua : suaminya
Ketiga : abang-abangnya
Keempat : anak lelakinya.

Oleh karena itu bekal kehidupan harus kita siapkan sedini mungkin dengan perbekalan yang terbaik yaitu bekal iman dan ketaqwaan sebagai
lentera kehidupan serta bekal ilmu sebagai pembimbing perjalanan.

Terakhir marilah kitarenungi dan jadikan sabda Rosulullah dibawah ini sebagai motor penggerak demi terciptanya keluarga yang SAMARADA (sakinah, mawaddah, rahmah dan dakwah), '

Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik pada keluarganya.' (HR. Muslim)

'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 25:74)

Wallu'alam bish showab.

Sebab Cinta

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Seorang ibu muda berlari kencang mengejar bis yang berjalan merambat di depan halte di daerah Kebon Nanas, Tangerang, Banten. Saat berlari, ia tidak sendiri. Ia menggendong anaknya yang masih berusia satu tahun. Pundak kecilnya juga masih harus dibebani dengan sekotak alat musik karaoke. Dua beban yang tak menyurutkan laju kencangnya mengejar bis kota, sayangnya bis besar itu hanya menyisakan kepulan asap hitam di wajah wanita pengamen itu.

Si kecil yang digendongnya, hanya bisa menutup mata untuk menghindari kepulan asap yang memerihkan mata. Ia, sungguh takkan pernah mengerti sebab apa dibawa berlari mengejar satu bis ke bis lainnya. Ia, juga takkan pernah memahami, setiap kali ibunya bernyanyi di depan puluhan pasang mata di dalam bis kota. Yang ia tahu hanyalah, terik matahari, atau derasnya hujan, debu jalanan, asap knalpot, aroma bis kota, tatapan iba, dan juga makian penumpang yang terganggu oleh hingar musik ibunya. Semua itu menjadi sahabat sehari-hari si kecil.


Lain lagi dengan pemandangan di Pasar pagi Cikokol, Tangerang, Banten. Pukul 02.00 dini hari, seorang anak berusia tidak lebih tiga tahun terlelap di tengah pasar.


Berselimut angin malam, berteman aroma pasar, si kecil tertidur ditemani hiruk pikuk para aktor pasar; penjual dan pembeli. Sesekali mimpinya tergugah oleh klakson mobil, matanya terbuka melihat sekejap sang ibu yang sibuk melayani pembeli. Kemudian terlelap kembali merajut mimpi indahnya.


Anak pasar itu –kalau boleh disebut begitu- tak pernah tahu sebab apa ibunya menyertakannya dalam aktivitas di pasar dini hari itu. Ia tak pernah benar-benar mengerti kenapa dirinya berada di tengah-tengah tumpukan cabai, bawang, tomat dan sayuran setiap pagi dan melihat transaksi jual beli yang dilakukan ibunya. Saat terbangun dan menemani ibunya, cabai, bawang, tomat itulah sahabatnya. Angin pagi yang menusuk menjadi selimutnya, dan aroma tak sedap pasar becek lah yang kerap mengakrabinya.


Di tempat yang berbeda. Seorang ibu di Bogor naik turun KRL (kereta api listrik) menggendong anaknya yang cacat mental dan fisik, padahal si anak sudah berusia belasan tahun. Anak yang takkan pernah mengerti itu, benar-benar tidak tahu, sebab apa ibunya rela menanggung malu mengemis belas kasih dari penumpang kereta. Si anak juga tak pernah bertanya, “beratkah ibu menggendong saya?”


Masih di kereta yang sama, seorang ibu lainnya menggendong anaknya yang berusia tiga tahun. Si kecil yang lucu dan ramah itu, hanya memiliki sebelah tangan. Ia tak dianugerahi tangan kiri dan dua kaki saat terlahir ke dunia ini. Anak itu, tak pernah memahami kenapa di setiap menit selalu ada tetes air mata di sudut mata ibunya. Si kecil selalu tersenyum, meski air muka ibunya tak pernah menyiratkan bahagia. Senyum sang ibu kerap dipaksakan di depan para penumpang kereta, demi sekeping receh yang diharapnya.


***

Anak-anak itu, memang belum akan mengerti sebab apa ibunya mengejar bis kota, mengakrabi malam di pasar, dan menyusuri gerbong demi gerbong kereta api. Yang mereka tahu hanyalah, mereka tak pernah jauh dari ibunya. Yang mereka rasakan adalah kecupan di kening dan wajah setiap kali sang ibu berkesah tak mendapatkan rezeki. Bahasa kalbu ibu berkata, “sebab cinta, ibu melakukan semua ini nak”.


Sungguh, jika tak karena cinta, langkahnya sudah terhenti. Cintalah yang mengajarkannya untuk menghapus kata “lelah” dan “putus asa” dalam kamus hidup seorang ibu. Masih ragu kah dengan cinta ibu?

By : Anonymouse

Restitusi Pajak Dulu, Periksa Belakangan

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Ada kabar menyenangkan bagi wajib pajak badan atau perusahaan. Mulai tahun depan, Pemerintah tidak akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sewaktu memproses pengembalian kelebihan pembayaran alias restitusi pajak pertambahan nilai (PPN).

Aturan main yang sudah disepakati Pemerintah dan DPR tersebut termaktub dalam Rancangan Undang-Undang tentang PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (RUU PPN dan PPnBM). Jadi, "Nanti restitusi akan kami kasih dulu sedang periksaannya belakangan," kata Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo, akhir pekan lalu.

Cuma, Tjiptardjo mengingatkan, tidak semua perusahaan berhak mendapat fasilitas restitusi itu. Hanya, perusahaan yang punya track record atau catatan pembayaran pajak yang bagus dan tertib saja yang boleh menikmati pengembalian PPN lebih dulu tersebut.

Nah, kalau dalam proses pemeriksaan ternyata restitusi yang diberikan Pemerintah kelebihan, maka perusahaan tersebut wajib mengembalikan kelebihan itu ke negara. "Nanti akan kami tagih lagi," ujar Tjiptardjo.

Ketua Panitia Khusus DPR tentang RUU PPN dan PPnBM Melchias Markus Mekeng mengatakan, detail ketentuan mengenai restitusi pajak tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan. "Misalnya, batasan omzet perusahaan yang dapat mengajukan restitusi," kata dia.

Pelaku usaha jelas menyambut baik aturan baru soal restitusi itu. "Fasilitas ini jelas amat sangat membantu cash flow perusahaan khususnya yang berbasis ekspor," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perpajakan Hariyadi B. Sukamdani.

Perusahaan yang merasa administrasi perpajakannya baik sudah barang tentu bakal memanfaatkan fasilitas yang baru pertama kali ada di Indonesia tersebut.
Kontan Online, 7 September 2009

Proyek Pintar dorong kepatuhan WP

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Direktorat Jenderal Pajak mengharapkan tingkat kepatuhan wajib pajak (WP) semakin meningkat mulai 2012 seiring selesainya pembangunan proyek Pintar (Project for Indonesia Tax Administration Reform).

Pintar merupakan bagian dari program reformasi perpajakan jilid II di tubuh Ditjen Pajak yang dananya berasal dari pinjaman Bank Dunia senilai US$145 juta. Pembangunan Pintar sudah mulai dilaksanakan pada tahun ini dan direncanakan selesai pada 2012.

Dalam dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga Depkeu 2010, pemerintah telah menganggarkan Rp51 miliar untuk pendampingan pengerjaan Pintar.

Direktur Transformasi Bisnis Ditjen Pajak Robert Pakpahan mengatakan keunggulan Pintar adalah mampu menghimpun seluruh sistem informasi dan data terkait dengan WP baik badan maupun perorangan secara nasional, sekaligus menganalisis kepatuhan WP.

"Ada kemampuan menganalisis sendiri, memilah-milah mana WP yang berisiko tinggi dan tidak sehingga mengefisienkan proses pemeriksaan. Kalau sekarang kan semuanya dilakukan secara manual," katanya, kemarin.

Dengan demikian, lanjutnya, Ditjen Pajak akan dapat mengetahui ketidakpatuhan dari WP secara cepat dan akurat. "Bila tadinya kita membutuhkan waktu 2 bulan, ini kan bisa cukup dengan 2 hari."

Melalui Pintar, lanjutnya, praktik manipulasi data yang melibatkan oknum pegawai pajak di tingkat Kanwil Ditjen Pajak dan kantor pelayanan pajak (KPP) juga dapat dicegah. "Ini sentralisasi sistemnya sehingga lokal tidak bisa mengubah-ubah data."

Lebih jauh, Robert berhadap dengan adanya Pintar kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat ke depannya sehingga dapat mendongkrak penerimaan negara dari pajak. "Kami nggak komit berapa persen. Pokoknya meningkat," ujarnya.

Empat komponen

Berdasarkan data yang Bisnis peroleh dari Ditjen Pajak, Pintar terdiri dari empat komponen yaitu, pertama, penyempurnaan core tax system berbasis IT yang terdiri dari registration, returns processing, tax payer accounts, document management, dan system architecture.

Kedua, penyempurnaan manajemen SDM meliputi sistem penggajian, manajemen kepegawaian, pelatihan, uraian jabatan, kebijakan mutasi, dan proses perekrutan terintegrasi.

Ketiga, penyempurnaan manajemen kepatuhan meliputi peningkatan sistem penilaian risiko, kebijakan dan program pemeriksaan, serta pelayanan wajib pajak.

Keempat, manajemen perubahan dan implementasi Pintar meliputi pengembangan sistem informasi bagi pimpinan dalam rangka peningkatan pengendalian internal, kepatuhan internal, dan penjaminan kualitas, serta peningkatan manajemen perubahan melalui bantuan teknis.

Bisnis Indonesia, 5 September 2009

Bangun Rumah Hingga 400 Meter Bebas Pajak

Diposting oleh adi_true | Senin, September 07, 2009 | | 0 komentar »

Ini kabar baik bagi orang yang berencana membangun rumah atau tempat usaha sendiri dengan luas bangunan di bawah 400 m2 pada tahun depan nanti. Sebab, Anda tak perlu lagi membayar pajak pertambahan nilai (PPN) lagi.

Aturan baru tersebut tertuang dalam Rancangan Undang-Undang tentang PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (RUU PPN dan PPnBM). Sebelumnya, pembebasan PPN hanya berlaku untuk rumah dan tempat usaha yang dibangun sendiri seluas maksimal 200 m2 .

Ketua Panitia Khusus DPR tentang RUU PPN dan PPnBM Melchias Markus Mekeng menyatakan, ketentuan mengenai pembebasan pajak itu bakal diatur lebih terperinci dalam Peraturan Menteri Keuangan. "Hanya luas rumah saja yang dibatasi, nilainya tidak," kata Melchias, akhir pekan lalu.

Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo menegaskan, pungutan PPN hanya untuk pembangunan rumah atau tempat usaha dengan luas di atas 400 m2. "Kalau tidak diatur, bisa-bisa orang bangun rumah gede-gede. Masak sampai 1.000 m2 tidak kena pajak," ujar dia.

Dalam aturan sebelumnya, rumah atau tempat usaha yang dibangun sendiri dengan luas di bawah 200 m2 bebas pungutan PPN sebesar 10% dari nilai dasar pengenaan pajak. Nilai dasar pengenaan pajak adalah 40% dari total biaya pembangunan.

Sebagai ilustrasi, kalau ongkos membangun sebesar Rp 100 juta, maka nilai dasar pengenaan pajaknya sebesar Rp 40 juta. Berarti, PPN yang harus Anda keluarkan sebesar Rp 4 juta.

Kalau beleid baru ini sudah berlaku, Anda tak perlu membayar PPN lagi. Asalkan, rumah yang Anda bangun itu permanen dan tahan selama 20 tahun.
Kontan Online, 7 September 2009

Orang Cerdas Adalah Orang Yang Mengingat Akan Kematian

Diposting oleh adi_true | Minggu, September 06, 2009 | | 0 komentar »

Orang Cerdas Adalah Orang Yang Mengingat Akan Kematian, berikanlah waktu anda dan bacalah sampai habis, semoga dapat menjadikan hikmah buat kita semua dan sadar, bahwa kita akan mati dan tinggal menunggu waktunya, Wassalam
INFORMASI PENERBANGAN GRATIS
AL-JENAZAH AIRLINES, LAYANAN PENUH 24 JAM
Bila kita akan 'berangkat" dari alam ini ia ibarat penerbangan ke sebuah negara.
Dimana informasi tentangnya tidak terdapat dalam brosur penerbangan, tetapi melalui Al-Qur'an dan Al-Hadist.
Di mana penerbangan bukannya dengan Garuda Airlines, Singapore Airlines, atau US Airlines, tetapi Al-Jenazah Airlines.
Di mana bekal kita bukan lagi tas seberat 23Kg, tetapi amalan yang tak lebih dan tak kurang.
Di mana bajunya bukan lagi Pierre Cardin, atau setaraf dengannya, akan tetapi kain kafan putih.
Di mana pewanginya bukan Channel atau Polo, tetapi air biasa yang suci.
Di mana passport kita bukan Indonesia, British atau American, tetapi Al-Islam.
Di mana visa kita bukan lagi sekedar 6 bulan, tetapi 'Laailaahaillallah'
Di mana pelayannya bukan pramugari jelita, tetapi Izrail dan lain-lain.
Di mana servisnya bukan lagi kelas business atau ekonomi, tetapi sekedar kain yang diwangikan.
Di mana tujuan mendarat bukannya Bandara Cengkareng, Heathrow Airport atau
Jeddah International, tetapi tanah pekuburan.
Di mana ruang menunggunya bukan lagi ruangan ber AC dan permadani, tetapi ruang 2x1 meter, gelap gulita.
Di mana pegawai imigrasi adalah Munkar dan Nakir, mereka hanya memeriksa
apakah kita layak ke tujuan yang diidamkan.
Di mana tidak perlu satpam dan alat detector.
Di mana lapangan terbang transitnya adalah Al Barzah
Di mana tujuan terakhir apakah Syurga yang mengalir sungai di bawahnya atau Neraka Jahannam.
Penerbangan ini tidak akan dibajak atau dibom, karena itu tak perlu bimbang.
Sajian tidak akan disediakan, oleh karena itu tidak perlu merisaukan masalah alergi atau halal haram makanan.
Jangan risaukan cancel pembatalan, penerbangan ini senantiasa tepat waktunya, ia berangkat dan tiba tepat pada masanya.
Jangan pikirkan tentang hiburan dalam penerbangan, anda telah hilang selera bersuka ria.
Jangan bimbang tentang pembelian tiket, ianya telah siap di booking sejak anda ditiupkan ruh di dalam rahim ibu.
YA!BERITA BAIK!! Jangan bimbangkan siapa yang duduk di sebelah anda.
Anda adalah satu-satunya penumpang penerbangan ini.
Oleh karena itu bergembiralah selagi bisa! Dan sekiranya anda bisa!
Hanya ingat! Penerbangan ini datang tanpa 'Pemberitahuan'.
Cuma perlu ingat!! Nama anda telah tertulis dalam tiket untuk Penerbangan....
Saat penerbangan anda berangkat...tanpa doa Bismillahi Tawakkaltu 'Alallah, atau ungkapan selamat jalan.
Tetapi Inalillahi Wa Inna ilaihi Rajiuun....
Anda berangkat pulang ke Rahmatullah. Mati.
ADAKAH KITA TELAH SIAP UNTUK BERANGKAT?
'Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat kematian. Karena dengan kecerdasannya dia akan mempersiapkan segala perbekalan untuk menghadapinya.'
ASTAGHFIRULLAH 3X, semoga ALLAH SWT mengampuni kita beserta keluarga... Amiin WALLAHU A'LAM
Catatan:
Penerbangan ini berlaku untuk segala umur...tanpa kecuali, maka perbekalan lebih baik dipersiapkan sejak dini.....sangat tidak bijak dan tidak cerdas bagi yang menunda-nunda mempersiapkan perbekalannya.
SUARA YANG DIDENGAR MAYAT
Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.


Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad...Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang
Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang
Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menguburmu."
Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Te rkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari
Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak
Bersuara"

Ketika Mayat Siap Dikafan...Suara Dari Langit Terdengar Memekik,"Wahai Fulan Anak Si Fulan
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika MayatDiusung.... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."

Ketika Mayat Siap Dishalatkan....Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat
Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."

Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat....terdengar Suara Memekik Dari Langit,"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk
Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu
Bahasa."

Ketika SemuaManusia Meninggalkannya Sendirian....Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku.....
Kini Kau Tinggal Seorang Diri
Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri
Padahal, Karena Mereka Kau Pernah LanggarPerintahku
Hari Ini,....
Akan Kutunjukan Kepadamu
Kasih Sayang-Ku
Yang Akan Takjub Seisi Alam
Aku Akan Menyayangimu
Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang
Kembalilah Kepada Tuhanmu
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"


Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah hadithnya yang lain, belau bersabda "wakafa bi almauti wa'idha", artinya, cukuplah mati itu akan menjadi pelajaranbagimu!

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin....

Akses Data Bank Sudah Terbuka Bagi Aparat Pajak

Diposting oleh adi_true | Senin, Agustus 31, 2009 | | 0 komentar »

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution ternyata sudah membuka akses data nasabah bank untuk aparat pajak. Kepada KONTAN Darmin mengatakan,"saya sudah membalas surat Menteri Keuangan yang meminta akses dan saya membolehkannya."

Pembukaan akses tak memerlukan kondisi atau status tertentu. Asalkan aparat pajak perlu data, ia bisa mengajukan permohonan melalui Menteri Keuangan. "Jadi tak harus ada status penyidikan atau semacamnya,"kata Darmin.

Tentu, Menteri Keuangan harus setuju dan meneruskan permohonan itu ke BI. Mekanisme ini perlu agar ada yang mengendalikan. "Akses itu juga langsung kami tujukan kepada petugas yang meminta, data tak kemana-mana,"kata Darmin di sela-sela buka puasa kemarin (28/8).

Tarik ulur mengenai akses data perbankan untuk pajak sebetulnya sudah lama. Yang menarik, persoalan ini justru bermula dari Darmin sendiri ketika masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak.

Ia selalu menekankan pentingnya data perbankan bagi pajak untuk memudahkan penyelidikan. Surat Menteri Keuangan kepada Gubernur BI yang berisi permohonan itu sebetulnya juga berawal dari permintaan Darmin. Dus, Darmin sebetulnya mengabulkan permohonannya sendiri.

Tapi, Darmin tak menjelaskan kapan persisnya ia mulai membuka akses. Yang jelas, "Ada beberapa permintaan yang sudah saya penuhi,"katanya tanpa merinci data itu milik siapa dan berasal dari bank mana.

Pemberian data, menurut Darmin, tidak langsung berasal dari BI. Teknis pelaksanaannya, BI tinggal meminta bank yang bersangkutan untuk memberikan data.

Dan Darmin yakin tidak akan ada gejolak di industri perbankan karena kebijakan ini. "Tak akan ada pelarian dana ke luar negeri atau capital flight,"katanya.

Kemungkinan capital flight adalah salah satu alasan mengapa dari dulu aparat pajak tak pernah mendapatkan akses data perbankan. BI, sebelum Darmin masuk, juga mendukung industri perbankan menolak permintaan itu.

Apalagi, saat ini lalu lintas devisa masih longgar karena Indonesia menganut rezim devisa bebas. Jadi, para bankir cemas upaya menghindari kejaran pajak justru bisa menggoyahkan perbankan.

Ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Agus Martowardojo mengaku belum mendengar informasi soal ini. "Saya belum bisa berkomentar,"katanya. Selama ini, yang dia ketahui, setiap ada permintaan informasi mengenai nasabah dari pajak harus seizin BI.

Sedangkan Direktur Konsumer dan Ritel PT Bank Mega Tbk. Kostaman Thayib bilang, izin dari BI harus sesuai prosedur yang jelas. "Tidak semua data wajib bisa diobrak-abrik pajak,"kata Kostaman.

Menurutnya, pemeriksa pajak hanya boleh masuk jika ada kasus. Jika pajak masuk ke semua data, yang terjadi adalah ketidaknyamanan nasabah. "Dan nasabah akan lari ke luar negeri,"ujar Kostaman. Ia berharap, kebijakan ini juga tetap melindungi hak-hak konsumen.
Harian Kontan, 29 Agustus 2009

Pajak Sudah Manfaatkan Akses Data ke Bank

Diposting oleh adi_true | Senin, Agustus 31, 2009 | | 0 komentar »

JAKARTA. Ruang gerak para pengemplang pajak untuk berkelit dari kewajibannya semakin sempit. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak diam-diam ternyata sudah memanfaatkan akses untuk mendapatkan data perbankan milik wajib pajak.

Kemudahan akses ini tak lepas dari kebijakan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution. "Saya sudah membalas surat Menteri Keuangan yang meminta akses dan saya membolehkannya," katanya.

Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo mengatakan, "Respons positif BI terhadap permohonan yang kami ajukan lebih besar," katanya, Minggu (30/8). Itu sebabnya, Ditjen Pajak akan semakin sering meminta data bank milik wajib pajak yang mereka curigai.

Bulan ini saja, Tjiptardjo mengaku, lembaganya sudah mengajukan sejumlah permohonan ke BI. Dia tak menyebut identitas nasabah itu dan dari bank mana saja datanya berasal. Lebih jauh lagi Tjiptardjo bahkan ingin meminta bantuan yang lebih besar lagi dari BI. Bantuan itu berupa pembekuan rekening wajib pajak di bank.

Sejatinya, aparat pajak sudah punya payung hukum untuk meminta data nasabah bank. Yakni, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak-pihak yang Terikat oleh Kewajiban Merahasiakan. Tapi, sebelum Darmin masuk ke BI, aparat pajak tidak pernah bisa mendapatkan izin dari BI.

Selama ini, permohonan akses data bank milik wajib pajak hanya untuk yang berkaitan terkait dengan pemeriksaan. Tapi, Darmin menegaskan, pembukaan akses data tak memerlukan kondisi atau status tertentu.
Harian Kontan, 31 Agustus 2009

Berani Berpendapat Asah Jiwa Kepemimpinan

Diposting oleh adi_true | Minggu, Agustus 30, 2009 | | 0 komentar »

Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Hasilnya, Anda akan memiliki anak yang peka terhadap lingkungannya dan memiliki jiwa kepemimpinan. Memang hal itu tidak semudah membalikan telapak tangan.

Psikolog dan pemerhati anak, Rose Mini mengatakan, untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak harus distimulasi sesering mungkin, salah satunya dengan memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Namun, orang tua tetap harus hati-hati dan teliti dengan apa yang menjadi keinginan anak.

Untuk beberapa masalah anak bisa dilibatkan untuk dimintai pendapatnya. Namun tidak semua pendapat anak harus dituruti. Apalagi jika berhubungan dengan kebutuhan orang lain.

Seorang anak masih memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi. Mereka masih berpikir pra-operasional dan bersifat egosentris. Jadi, terkadang pendapat yang mereka utarakan adalah sesuatu yang dilihat dari sudut pandangnya sendiri.

"Yang dikatakan olah anak belum tentu tepat. Terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan orang lain. Jadi ga bisa selalu dituruti," ungkap psikolog yang akrab di sapa Romi itu.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi anak mengeluarkan pendapat dengan baik adalah mengikutsertakan anak pada sebuah forum diskusi. Seperti Kidzania Congrezz yang diadakan Kidzania Jakarta, Senin (22/6), dikatakan Romi, bisa menjadi wadah yang tepat untuk melatih anak mengungkapkan pendapatnya. Selain itu juga, anak dapat berdebat dengan baik, melatih berpikir kritis dan memiliki jiwa kepemimpinan lainnya.

"Melibatkan anak pada forum diskusi akan memberikan dapak positif. Anak dapat berkomunikasi dengan baik pada orang-orang, memiliki kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah atau problem solving, memiliki rasa empati dan peduli pada lingkungan serta memiliki kemmapuan menganalisa kebutuhan sekitarnya," papar Romi.

Orang tua juga dapat melakukannya di lingkungan rumah. Misalnya dengan mendiskusikan tanggung jawab anak dalam pekerjaan rumah tangga. Seseorang kakak dapat diminta sebagai panutan untuk adiknya.

Dengan diberikan kepercayaan seperti itu, anak yang lebih tua dapat menyampaikan pendapat tentang cara mengasuh adik, memberi aturan termasuk kewajibannya. Sementara si adik dapat mengungkapkan pendapatnya mengenai aturan-aturan yang dibuat oleh sang kakak.

Ketika berdiskusi dengan anak, Romi menyarankan untuk menggunakanlah kata-kata yang bijak agar anak merasa dihargai. Jika ada sesuatu yang keliru dengan pendapat anak, kemukakan oleh orang tua agar anak belajar menghargai orang lain. Sampaikan alasan, keberatan, manfaat serta kerugian yang anak dapat dengan pendapatnya.

"Rasa empati yang dimiliki seorang pemimpin dapat dilatih dengan membiasakan mengemukakan pendapat orang tua dengan kata-kata yang bijak. Dengan begitu anak juga dapat melatih kepekaan dirinya sehingga dapat peduli dengan lingkungannya," ungkap Romi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua tentang hak berpendapat anak, sesuai dengan Convention on the Rights of Childern pasal 12 ayat 1 antara lain:

* Ciptakan suasan demokratis. Pembicaraan ringan dapat Anda ciptakan saat santai. Untuk hal ini hilangkan kesan otoriter orang tua.
* Dengrakan saat anak bicara. Jangan pernah memotong pembicaraan anak, apalagi mengabaikannya, karena anak mudah meniru apa yang orang tua lakukan. Hargai anak agar mereka juga dapat menghargai orang lain.
* Gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Kemampuan anak dalam menangkap pesan yang disampaikan tidak secepat orang dewasa, selain itu juga pembendaharaan kata mereka masih sedikit. Untuk itu gunakanlah bahasa yang mudah dipahami anak.
* Luruskan jika pendapatnya yang tidak benar. Peran orang tua dalam hal ini sangat penting. Tidak semua anak mengerti dan mengetahui bahwa apa yang disampaikannya itu adalah benar.
* Ajarkan sikap sportif. Anak harus belajar menghargai pendapat orang lain dan menerima pendapat orang lain yang lebih baik.
* Setiap anak memiliki kesempatan mengungkapkan pendapatnya dan memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Namun yang perlu diingat adalah bagaimana cara orang tua untuk dapat menstimulasi anak. Menghadapkan anak dengan berbagai persoalan hidup dapat melatih anak untuk mampu menjadi pemimpin baik yang dapat mengatur lingkungan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. (cr1/rin)

http://www.republika.co.id/berita/57925/Berani_Berpendapat_Asah_Jiwa_Kep...

Otak Anak Berbakat Beda Ukuran

Diposting oleh adi_true | Minggu, Agustus 30, 2009 | | 0 komentar »

Otak anak berbakat memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dari anak dengan kemampuan normal, misalnya jumlah sel "glia" yang lebih banyak menentukan tingginya potensi memori dan kemampuan belajar.

Hal tersebut diungkapkan Pakar Pendidikan Prof Dr Conny Semiawan yang baru saja meluncurkan Buku "Kreativitas Keberbakatan". Buku tersebut dibedah oleh sejumlah pakar lain seperti Pakar Filsafat Prof Dr Toeti Herati Roosseno, Pakar Pendidikan Prof Dr HAR Tilaar dan Sosiolog Imam B Prasodjo di Jakarta, Jumat (19/6).
Di otak Einstein, ada lebih banyak jumlah "glial" per neuronnya dari rata-rata orang biasa, yakni 73 persen lebih banyak dari 11 orang lain yang diteliti, ujarnya. Neuron merupakan unsur dasar dari sistem susunan saraf yang jumlahnya sekitar 10 triliun dan dengan neuron yang istimewa ini manusia berpikir, mengingat dan mengalami emosi.
Namun neuron-neuron itu secara fisik dikelilingi oleh sel "glia" yang memperkaya neuron dan memperbaharui fungsi. Selain secara morfologi, otak anak berbakat juga berbeda dari anak biasa dalam hal efisiensi neuron dan kecepatan keterhubungan internalnya dalam otak di mana mereka lebih mudah memahami hubungan antar berbagai komponen.
Otak anak berbakat juga 10 persen lebih cepat berfungsi daripada orang normal dan mampu menghasilkan sinyal-sinyal dalam jumlah besar serta lebih tinggi lalu lintas antara belahan otak kiri dan kanannya.
Tak hanya itu, otak anak berbakat juga lebih memiliki ketrampilan fokus sehingga lebih trampil dalam berpikir dan efektif mengolah informasi. Dalam otak mereka pun, lebih memiliki aktivitas elektris dan aktivitas kimiawi di otaknya.
Namun demikian, ujar Conny, hanya lima persen saja rata-rata otak manusia yang digunakan. Hal itu karena bagian otak lainnya tidak mendapat rangsangan untuk berkembang optimal sehingga menjadi mati. Banyak rangsangan dari orang tua saat anak masih kecil, bakal membantu perkembangan maksimal bakat mereka. (ant/itz)
http://www.republika.co.id/berita/57337/Otak_Anak_Berbakat_Beda_Ukuran